Kamis, 27 Maret 2014

sejarah musik dunia

SEJARAH MUSIK DUNIA (Bagian I)


ezon7.blogspot.com
Bagian 1: Ringkasan sejarah musik dunia dari zaman prasejarah sampai zaman pra modern.

Hollaa sobat,
Ternyata belum ada posting tentang musik di blog saya ini. Jadi yaa krasa kurang gimanaa gitu kan. Jadi, tanpa ba-bi-bu lagi saya langsung berburu info baik dari browsing juga dari buku-buku.

Jadi inget masa muda dulu, (rasanya udah jadi manusia 70 taun nih) hahaha :D

Tulisan Sejarah Musik Dunia ini saya dedikasikan untuk seluruh teman-teman serta pengunjung ezon7.blogspot.com dimanapun berada. Semoga berkenan dan bermanfaat, dan sebelumnya saya minta maaf bila ada kesalahan mohon koreksinya. Selamat menyimak.

Let's Goooo!!!

Musik

Musik berasal dari kata muse(s) yang merupakan para dewi yang melambangkan seni dalam mitologi Yunani. Mereka dianggap sebagai sumber ilmu pengetahuan dan inspirasi seni.

Pada awalnya, versi Boeotians menyebutkan hanya ada tiga orang Muse dan mereka tinggal di Gunung Helicon, mereka adalah: Aoide (lagu), Melete (meditasi), Mneme (memori). Tetapi menurut versi yang lebih populer mengatakan bahwa mereka ada sembilan. Muses merupakan anak-anak dari Zeus dan Mnemosyne. Muse lahir setelah Zeus mengawini Mnemosyne selama sembilan hari berturut-turut, mereka lahir dan tinggal di sekitar Peiria.

Setiap muse memiliki spesialisasi masing-masing, yaitu: Calliope (puisi kepahlawanan), Klaio (sejarah), Erato (puisi cinta), Euterpe (sajak), Melpomene (tragedi), Polyhymnia (puisi suci), Terpsichore (paduan suara dan tarian), Thaleia (komedi), Urania (astronomi). Mereka biasa terlihat mengelilingi Apollo, dewa musik di Olympus.

Lukisan "The Muses Urania and Calliope"
Karya Pelukis Simon Vouet

Mungkin Calliope adalah yang paling terkenal diantara sembilan muses tersebut. Bukan hanya karena Calliope merupakan kakak sulung perempuan, namun karena dia juga yang melahirkan dua musisi hebat, yaitu Orpheus dan Linus, salah satu dari mereka dinamakan Oeagus anak Pierus oleh Apollo atau raja Thracian.

Perkembangan Musik
Musik telah mengalami perjalanan yang sangat panjang. Pada awalnya musik merupkan media penyembahan kepada dewa-dewa. Namun seiring perkembangan zaman, maka definisi musik juga mengalami perkembangan yang bermacam-macam, tergantung dari sejarah, budaya serta tempat tinggal individu tersebut. Dalam tulisan ini, saya membagi sejarah musik dunia menjadi 10 bagian, yaitu :
1. Zaman Purbakala
2. Bangsa Asia dan Timur
3. Yunani Kuno
4. Zaman Abad Pertengahan
5. Musik Beberapa Suara
6. Zaman Renaissance
7. Zaman Barok dan Rokoko
8. Zaman Classic
9. Zaman Romantik
10. Peralihan Menuju Zaman Modern

Nah, bagian satu ini terdiri dari bab 1 sampai 3. Lalu dilanjut pada bagian 2.

Definisi Musik
Definisi musik yang berkembang hingga masa sekarang, antara lain:
•Bunyi atau kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indra pendengaran.
•Suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya.
•Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang/kumpulan dan disajikan sebagai musik.
•Beberapa orang menganggap musik sama sekali tidak berwujud.

Definisi musik mungkin saja berbeda antara satu individu dengan individu lainnya. Hal tersebut disebabkan karena perbedaan sudut pandang, budaya, tujuan dan latar belakang yang berbeda-beda.

1. Zaman Purbakala
Sejarah musik sudah dimulai dari zaman purbakala, meskipun kita tidak memiliki sumber informasi yang cukup. Pada zaman purbakala atau lazim juga disebut musik primitif ini musik tidak memiliki tujuan tersendiri, seperti yang terjadi di Amerika dan Afrika. Fungsinya hanyalah sebagai alat saja, media atau bahan dalam ritual magis mereka.

Flute Purbakala Dari Tulang

Magis pada musik itu mereka tinjau dari tiga segi, yaitu:
•Segi irama, tekanan-tekanan diberi dengan genderang atau bongo.
•Segi pengulangan beberapa kali, menurut aturan yang berlaku dapat diketahui beberapa kali pengulangan diperbolehkan.
•Segi permainan sebagaimana semestinya, cara-cara diatur dan dikhususkan untuk fungsi magis.

Ketiga sifat ini terkandung dalam nyanyian dan tari mereka yang dilakukan dengan cermat. Beberapa tarian padri di pulau Nias, Bali, Afrika atau Amerika membuktikan hal ini. ezon7.blogspot.com
Musik primitif nantinya akan diikuti oleh musik kuno yang tersebar di sebagian besar Eropa pada 1500 SM dan kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia, meskipun di beberapa belahan dunia sudah memiliki musik sendiri.

Perkembangan tersebut juga dipengaruhi oleh adanya sosialisasi yang terjadi pada suatu daerah dengan daerah lain, penerimaan masyarakat terhadap musik tertentu, dominasi peradaban dan kekuasaan kelompok-kelompok masyarakat/suku tertentu yang mempengaruhi perjalanan bentuk dan aliran musik tersebut.

Pembahasan mengenai sejarah musik pada zaman pra sejarah akan saya bahas tersendiri pada posting berikutnya.

2. Bangsa Asia dan Timur

Pahatan Dari Dinasti Tang (618-907 SM)
Menggambarkan Para Pelayan Yang Sedang Memainkan Musik
(Photo by China Photos/Getty Images)


Tiongkok
Bangsa Tiongkok memiliki catatan tentang musik dari orang-orang Tiongkok purba. Ada 482 buku karangan mereka yang masih tersimpan. Mereka menggunakan tangga nada pentatonis, yaitu tangga nada yang terdiri dari lima nada: F, G, A, C, D.

Kurang lebih tahun 1200 SM, tangga nada pentatonis tersebut ditambahkan dua nada lagi, yaitu nada B dan E. menurut teori mereka, satu oktaf dibagi atas 12 nada – hal ini sudah mereka temukan kurang-lebih sejak 2700 tahun sebelum Masehi – yang berarti lingkaran Kwin telah mereka ketahui jauh sebelum Pythagoras (550 SM).

Instrumen yang mereka gunakan adalah: king dan gitar sebagai instrumen bertali; disusul kemudian genderang dan alat-alat musik pukul.

Mesir
Tidak ada catatan peninggalan dari zaman Mesir purba. Namun dari peninggalan relief, pahatan serta hiasan dinding menunjukkan bahwa mereka sudah banyak menggunakan musik. Terdapat banyak gambaran serunai, suling serta instrumen bertali seperti lauto dan harp.

India
Napa primer orang Hindi ada 7 buah nada. Mereka membagi tangga nada mereka menjadi 22 bagian yang berbeda dalam satu oktaf. Mereka menggunakan 32 tangga nada turunan, dari tangga nada yang bermula dari A. Oleh karena itu, musik India kuno sudah lebih maju bila dibandingkan Tiongkok purba.

Ritual keagamaan merupakan satu-satunya sifat musik India. Alat musik mereka adalah alat musik petik, vina dan tambur. Para penyanyi memukul vina dan tambura sambil bernyanyi. Prinsip paduan suara primitif juga sudah mereka kenal.

Jawa, Sunda, Bali, Batak dan daerah lain di Indonesia
Gamelan Jawa adalah orkes besar dengan perkusi sebagai instrumen primernya. Prinsip ini juga nampak pada gamelan Sunda, Bali dsb.

Gamelan

Prinsip perkusi ini juga terdapat pada gondang Batak, Nias, Karo Simelungun dan ang menyerupainya di seluruh kepulauan Sumatra atau kepulauan lain di Indonesia.

Prinsip beberapa suara dalam gondang atau gamelan terdapat dalam beberapa variasi, dimana terdapat banyak improvisasi spontan dalam batasan-batasan tertentu. Setiap pemusik memberi variasi irama dan melodi yang masuk pada tema. ezon7.blogspot.com

Ditinjau dari segi irama dan warna musik, maka musik Bali dan Jawa telah memiliki klasifikasi dan mutu yang tinggi. Gong dan gamelan juga belakangan ini ditemukan digunakan dalam orkes tertentu di Eropa.

Arab
Interval nada pada musik Arab sudah mencapai pembagian yang halus dalam satu oktafnya. Hanya saja musik Arab tidak setua musik Hindu/India, kira-kira pada tahun 600 SM. Instrumen mereka yang banyak digunakan adalah: lauto, rebab (yang bisa disebut sebagai pendahulu violin pada masa kini), mandolin, psalterium (pendahulu piano).

Palestina
Bangsa Israel sudah lama mencintai musik dan nyanyian. Samuel, sekitar tahun 1075 SM sudah memiliki sekolah pengetahuan musik dan nyanyi, tujuannya untuk menambah kerohanian para calon pemuka agama tersebut.

Instrumen mereka waktu itu adalah: terompet, bosaun, harp dan instrumen pukul. Tulisan musik juga sudah mereka kenal, yaitu tulisan musik neginot.


3. Yunani Kuno

Alat-alat Musik Dari Jaman Yunani Kuno


Bangsa Yunani dapat disebut bangsa pemilik musik kuno terpenting. Bangsa Yunani kuno juga terkenal dengan musik. Bangsa Yunani kuno menggunakan musik untuk keperluan ritual kepercayaan. Lima abad sebelum Masehi, musik Yunani yang tergolong etnis-religius ini bagi mereka sangat tinggi kedudukannya. Musik, puisi dan tarian berhubungan dengan erat.

Para ahli musik pada zaman itu adalah: Aischylos (525 – 456), Sophocles (496 – 406), Pythagoras (sekitar 550), Aristoteles (384 – 322) dan Aristoxenos (sekitar 325).

Instrumen yang digunakan adalah instrumen petik seperti lyra dan kithara. Instrumen tiup dengan reeds adalah aulos (seperti oboe). Bersambung ke bagian 2.
(Ez) ezon7.blogspot.com
Reactions:

perkembangan musik di indonesia

 perkembangan musik di indonesia 
 

 
Maka kebudayaan ini juga disebut “kebudayaan Dong-son”. Kebudayaan ini berlangsung dari abad 7-1 Sebelum Masehi dan mencapai puncaknya pada abad 3-2 Sebelum Masehi.
Bagaimana dengan musik dalam kebudayaan Dong-son? Kita tidak tahu apa-apa tentang musik mereka. Diperkirakan bahwa gong mereka berukuran besar, maka musiknya berat.
Menurut ahli sejarah tertentu tangga nada Pelog ikut dibawa ke Indonesia oleh kelompok Proto-Melayu. Menurut Alec Robertson dan Denis StevensPelog mula-mula tersebar di seluruh Asia Tenggara, namun kemudian terutama dipelihara di Jawa dan Bali. Karena tidak ada catatan maka tidak dapat diketahui teori musik yang melatarbelakangi tangga nada yang unik ini. tangga nada
Gong-gong yang dibawa oleh Proto-Melayu dari Cina Selatan ke IndonesiaJawa. Rupa-rupanya mula-mula dipakai untuk upacara mendatangkan hujan secara magig (mistik). ternyata ditemukan dalam penggalian di
Pengaruh dari kebudayaan Dong-son ke Indonesia tidak berarti bahwa di Indonesia waktu itu tidak terdapat kebudayaan sendiri, tetapi terjadilah suatu perkembangan : benda-benda dari perunggu dan besi yang masuk “kasalisator”: meski sebelumnya di Indonesia diperkirakan tidak ada perunggu (timah dan kuningan), namun kemudian terbukti bahwa orang Jawa waktu abad-abad pertama Masehi menjadi ahli dalam hal mengolah logam, terutama perunggu.
B. Jaman Sejarah (Hindu-abad 4-12)
Suatu ‘revolusi’ terjadi pada abad 1 Sebelum Masehi di waktu dibuat kapal besar-besar di teluk PersiaLaut Cina. Maka lalu lintas ke Indonesia pun menjadi intensif (sebelumnya diperkirakan lalu lintas terjadi terutama lewat daratan). Terutama pedagang India mendatangi daerah-daerah Indonesia sejak abad 2 dan 3 Masehi untuk perdagangan. Maka pengaruh India di Indonesia dan tambah besar, baik dari segi perdagangan dan politik maupun agama dan kebudayaan.
Dari dokumen-dokumen dan penemuan nampak bahwa agama Budha masuk kepulauan IndonesiaSumatera pada awal abad 7 Masehi dalam kerajaan Sriwijaya dan kemudian di Jawa dengan kerajaan Syailendra (750-850 Masehi). Pengaruh kebudayaan India mencapai puncaknya dari pertengahan abad 8 Masehi sampai abad 11 Masehi dimana fase kreativitas yang sangat tinggi. Pada masa itu berkembanglah kebudayaan Jawa berupa musik dan tari, arsitektur dan seni rupa, pada waktu itu dibangunlah Candi Borobudur dan Candi PrambananIndonesia dari masa lalu sampai sekarang. pada abad 4 Masehi. Mereka mendirikan pusatnya di pulau yang menjadi kebanggaan bangsa
Selain tangga nada Pelog dipakai juga tangga nada Slendro yang bentuk dan rupanya diperkenalkan oleh Dinasti Syailendra pada abad 8 Masehi. Menurut cerita tangga nada ini ditemukan oleh dewa Barata Endra atas petunjuk dewa Shiva. Merurut teori, satu oktaf dibagi dalam 5 interval yang sama (6/5 dari sekon besar). Namun ternyata tidak selalu demikian. Malah dalam penggalian di JawaCina dan musik India. ditemukan alat-alat kuno dengan tangga nada yang mirip dengan tangga nada pentatonic (dengan interval sekon-sekon dan terts kecil), sama halnya dengan tangga nada
Perkembangan musik sangat dipengaruhi oleh drama Hindu dalam bahasa Sansekerta Ramayana. Drama ini diterjemakan dan diolah bebas dalam banyak bahasa di Asia Tenggara. Pementasan dari fragmen-fragmen drama ini sangat disukai. Sesudah abad 9 Masehi terdapat terjemahan dalam bahasa Jawa dan paling sedikit sejak abad 11 Masehi dipentaskan di Jawa. Selain Pementasan tari berkembanglah pula versi wayang, suatu tradisi yang nampaknya berasal dari jaman pra-Hindu.
Waktu orang Hindu datang ke Jawa, maka mereka telah menemukan bermacam-macam alat musik. Dalam relief pada Borobudur terdapat alat musik local maupun alat musik yang diimpor dari India seperti gendamg, termasuk gendang dari tanah dengan kulit hanya di satu sisi, kledi, suling, angklung, alat tiup (semacam hobo), xylofon (bentuknya setengah gambang, setengah calung), sapeq, sitar dan harpa dengan 10 dawai, lonceng dari perunggu dalam macam-macam ukuran, gong, saron, bonang. Tidak dapat disangkal bahwa alat musik mula-mula dimainkan menurut kebiasaan India.
Selain itu dari penggalian-penggalian di Jawa Tengah telah ditemukan sejumlah besar kumpulan bonang, nada-nada gender dan saron, lonceng, gendang, gong-gong, namun tidak jelas dari abad berapa. Tidak semua alat musik tersebut di atas bertahan di Jawa dalam perkembangan waktu selanjutnya. Namun nampak bahwa alat musik ini telah dipakai sebelum jaman Hindu. Perlu diketahui bahwa musik gamelan sebagai musik herefon dengan pola ritme yang kaya, keindahannya terletak justru dalam bunyi bersama dari lagu dan irama yang saling melengkapi menjadi satu ‘simfoni nada dan irama’. Sedangkan musik India termasuk musik solotis (vocal maupun instrumental) meskipun dimainkan juga dalam ansambel sebagai iringan. Namun aneka ragam alat musik di India tidak digabungkan dalam satu orkes, untuk memberi kebebasan pada penyanyi dan pemain.
Bahwa seni musik sejak dulu di Jawa mendapat suatu penghargaan tinggi, dapat disimpulkan dari banyaknya gambar alat musik dalam relief-relief dari jaman itu serta dari naskah-naskah kuno yang rajin menyebut nama alat musik dan sebagainya. Jadi Gamelan sebagai orkes mengalami suatu perkembangan alat musik yang berasal dari India diintergrasikan ke dalam musik tradisional Jawa: gong-gong dalam macam-macam bentuk dan ukuran, gambang ditambah sejumlah alat lain yang sebagian ditinggalkan dalam perkembangan jaman. Bahwa terjadilah suatu perkembangan musik gamelan (sampai sekarang) membuktikan betapa tinggi musik ini hingga tidak ada bandingnya di Negara lain di Asia Tenggara.
Pada masa abad 11 pusat politik pindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur dengan Kerajaan Airlangga yang berhasil menaklukkan seluruh Jawa (1037), Setelah itu dilanjutkan oleh kerajaan Singasari pada abad 13. Wilayah kekuasaan sampai Kerajaan Majapahit (didirikan oleh Raden Wijaya dengan patihnya yang tersohor Gajah Mada). Dengan patihnya Gajah Mada pada tahun 1350-1389 merupakan puncak kejayaan Majapahit dengan Pemerintahan Hayam Wuruk. Seluruh kepulauan (termasuk kerajaan Sriwijaya) masuk dalam wilayah Nusantara (itu nama wilayah kerajaan Majapahit di luar pulau Jawa).
Maka tidak mengherankan bahwa pada waktu itu pun gong yang di Jawa di bawa ke seluruh Nusantara.
Namun itu tidak berarti bahwa semua pulau memakai juga musik gamelan. Meskipun tangga nada Pelog dikenal juga di daerah lain, namun umumnya musik di luar Jawa dan Bali mengikuti pola lain: ritmik yang kaya serta melodic yang agak sederhana berdasarkan tangga nada pentatonic tanpa setengah nada (pentatonic anhemitonis) adalah ciri khasnya.
Pada akhir jaman Hindu gamelan sudah lengkap seperti jaman sekarang. Hanya satu alat belum ada: rebab. Meskipun demikian, menurut Jaap Kunst belum tentu semua alat dimainkan selalu bersama-sama. Mungkin sekali terdapat suatu ansambel dengan alat musik lembut yang terutama dipakai di dalam ruang dengan gender, gambang dan suling.
Selain itu terdapat ansambel dengan alat musik keras dengan gendang, cymbal (di Jawa sudah tidak ada), macam-macam gong yang dipakai terutama diluar gedung untuk pesta dan pawai. Ansambel alat yang keras seperti di Jawa terdapat terdapat pula di pulau-pulau lain misalnya di Nias dan Flores Barat.
Gamelan Munggang, ansambel orkes gamelan tertua, ternyata merupakan ansambel macam ini juga.
Menurur Kurst, kedua ansambel baru digabung menjadi satu orkes gamelan sesudah jaman Hindu.
Dan inipun terjadi dalam perkembangan waktu.
1389 – 1520 merupakan jaman kemunduran dan kehancuran kerajaan Majapahit. Sementara itu di Malaka terjadi perkembangan kerajaan-kerajaan Islam yang berkuasa sampai Sumetera.
1511 Malaka direbut Portugis dan masuk pula ke Kepulauan Maluku(1522). Sementara itu di Jawakerajaan Demak, Kerajaan Islam (1500-1546). berdiri
Kesultanan Demak menguasai seluruh Jawa dan sebagian besar kepulauan di luar Jawa.
Bersama dengan agama Islam masuk ke Indonesia pula alat musik Arab: misalnya rebana, rebab, gambus.
Namun alat musik ini berkembang di Indonesia : berbedalah bentuk dan cara bermain rebab: di Jawa,Bali, Sulsel, Sumba (di Sumba rebab ini disebut ‘dunggak roro’) dengan dua dawai; di Sumatera, Kalimantan, Sulut dan Maluku dengan satu dawai; di Aceh dengan tiga dawai.
Berbedalah pula nama rebana: terbang, trebang, robana, rabana. Sedangkan gambus {sejenis gitar/mandolin) biasanya dilengkapi dengan alat seperti biola, akordeon, gendang, seruling, bas menjadi orkes gambus. Dengan kata lain: alat musik ini mengalami suatu proses pengintegrasian ke dalam tradisi musik Indonesia.
C. Jaman Modern / Masa Kini
Banyak tema legu dalam bermusik. Sehingga karya para musisi terdahulu masih enak dan layak di perkembangan dunia musik modern yang semakin meningkat telah merambah berbagai aspek kehidupan masyarakat serta berkesinambungan dari generasi ke generasi sehingga telah menghasilkan begitu banyak karya yang patut di banggakan. Pesatnya kemajuan industri musik di tanah air pada saat ini di imbangi dengan banyak bermunculannya insan – insan musik yang mendatangkan angin segar bagi industri tersebut. Seperti halnya dunia film, dunia musik juga mempunyai pasar serta penggemar yang banyak dengan aliran musik yang di anutnya, maka berlombalah grup grup musik, duo, maupun solo untuk meniru. Dengan banyak bermunculannya pendatang baru di dunia musik, maka banyak pula karya- karyaserya penghargaan – penghargaantentang musik yang sudah di hasilkan. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu ditingkatkan dandikembangkan bakat generasi muda Indonesia di bidang musik, khususnya mengenai sejarah, perkembangan serta pengetahuan tentang dunia musik yang sifatnya universal tersebut. Selain itu mereka juga diharapkanmampu untuk memperkenalkan karya – karyake kancah nasional maupun internasional, sebagai hal yang patutdibanggakan, dikembangkan, dipertahankan serta di lstarikankeberadaannya. Mengingat untuk perkembangan dunia musik modern itu sendiri di Indonesia belum ada wadah yang dapat memberi informasi yang akurat tentang segala hal tentang dunia musik moderndi Indonesia. Sedangkan fasilitas untuk mleakukan pelestarian terhadap karya- karya serta penghargaan musik tersebut belum benar – benar ada. Oleh karena itu diharapkan adanya suatu wadah yang dapat menampung karya, penghargaan, minat serta aspirasi yang dapat meningkatkan informasi dan pengetahuan tentang musik modern yang merupakan salah satu warisan khasanah budaya Indonesia.
Ragam musik di Indonesia dapat dibedakan atas musik tradisi, musik keroncong, musik dangdut, musik perjuangan, dan musik pop.
Seiring dengan masuknya media elektronik ke Indonesia,masuk pula berbagai jenis musik barat, seperti pop, jazz, blues, rock, R&B dan musik- musik negeri India yang banyak diperkenalakan melalui film-filmnya. Dari perkembangan ini, terjadilah perpaduan musik asing dengan musik Indonesia. Musik India juga berpadu dengan musik melayu yang kemudian menghasilkan jenis musik dangdut. Maka, muncullah berbagai musisi Indonesia yang beraliran pop, jazz, blues, rock, dan R&B. Berkembang pula jenis musik yang memadukan unsur kedaerahan Indonesia dengan unsur musik barat, terutama alat- alat musiknya. Jenis musik ini sering disebut musik etnis.
Ragam musik di Indonesia dapat dibedakan atas musik tradisi, musik keroncong, musik dangdut, musik perjuangan, dan musik pop.
1. Musik Daerah/Tradisional
Ciri khas jenis musik ini terletak pada isi lagu dan instrumen (alat musiknya). Musik tradisi memiliki karakteristik khas, yaitu syair dan melodinya menggunakan bahasa dan gaya daerah setempat. Seni tradisi yang merupakan identitas, jati diri, media ekspresi dari masyarakat pendukungnya. Musik jenis ini terdiri dari :
1. Instrumen Musik Perkusi.
Antara lain : Gamelan, Talempong, Kulintang, Arumba dan Kendang.
2. Instrumen Musik Petik
Antara lain : Kecapi, Sasando dan Sampek.
3. Instrument Musik Gesek
Antara lain : Rebab dan Ohyan.
4. Instrument Musik Tiup
Antara lain : Suling, Saluang, Serunai, dan Serompet atau Tarompet.
2. Musik Keroncong
Ciri musik jenis ini adalah pada harmoni musik dan improvisasi yang sangat terbatas. Umumnya lagu-lagunya memiliki bentuk dan susunan yang sama. Syair- syairnya terdiri atas beberapa kalimat (umumnya 7 kalimat) yang diselingi dengan permainan alat musik.
3. Musik Dangdut
Ciri khas musik ini terletak pada pukulan alat musik tabla (sejenis alat musik perkusi yang menghasilkan bunyi ndut) dan iramanya yang ringan, sehingga mendorong penyanyi dan pendengarnya untuk mengerakkan anggota badannya.
4. Musik Perjuangan
Ciri khas dari musik ini terletak pada syair- syairnya yang umumnya berisi ajakan untuk berjuang, ajakan untuk berkorban demi tanah air, dan sejenisnya. Irama musiknya cepat dan semangat, serta diakhiri dengan semarak.
5. Musik Populer (pop)
Musik ini memiliki ciri, dalam penggunaan ritme yang terasa bebas dengan mengutamakan permainan drum dan gitar bas. Biasanya, para musisinya juga menambahkan variasi gaya yang beraneka ragam untuk menambah daya tarik dan penghayatan pendengar atau penikmatnya. Musik pop dibedakan menjadi musik pop anak- anak dan musik pop dewasa.
PENUTUP
Musik nusantara adalah seluruh musik yang berkembang di nusantara, yang menunjukkan ciri keindonesiaan. Musik memiliki fungsi sebagai sarana atau media ritual, media hiburan media ekspresi diri, media komunikasi, pengiring tari, dan sarana ekonomi. Ragam musik nusantara yang berkembang dapat dibedakan menjadi musik tradisi, musik keroncong, musik dangdut, musik perjuangan, dan musik pop.
Deikianlah Modul yang sederhana ini saya buat untuk memenuhi syarat pembelajaran di sekolah dan untuk para siswa-siswi yang mudah-mudahan dijadikan sebagai satu inspirasi bagi kita semua untuk meningkatkan semangat kita dalam belajar.
Apabila ada kesalahan dan kekurangan baik isi dan pengungkapannya kami mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya, kritik dan saran juga kami harapkan dari para penyimak dan pembaca agar kami bisa membuat yang jauh lebih baik lagi dari sebelumnya.

perkembangan musik di amerika

Sejarah Perkembangan Musik Dunia

Sejarah Musik

Segala sesuatu di dunia ini pasti ada asal-usul dan sejarahnya.. Begitu juga dengan musik. Berikut ini penulis ingin menjelaskan tentang sejarah perkembangan musik dunia.

 

 

  1. Sejarah Musik Klasik Sejak Musik Gregorian (S90)
-      Musik klasik dimulai dengan penemuan notasi Gregorian tahun 900an oleh Paus Agung Gregory, berupa balok not dengan empat garis, tapi notasinya belum ada hitungannya/ iramanya (hitungan berdasarkan perasaan penyanyi), sifat lagu masih sebagai lagu tunggal (monofoni). Paus Gregory semasa hidupnya udah mencatat lagu Gereja dengan notasi Gregorian tersebut.
-       Sebelum tahun s90 musik mengalami kegelapan tidak ada peninggalan tertulis yang dapat dibaca.
  1. Musik Organum (1150-1400)
-          Organum = menyanyi dengan nada yang sama, nada atas dinyanyikan oleh wanita / anak-anak, sedangkan nada rendah dinyanyikan oleh laki-laki. Sehingga terjadi susunan lagu berjarak oktaf, suara tinggi (wanita / anak-anak) dan suara rendah (laki-laki)
2.  Musik Diafoni (1400-1600)
- Musik Diafoni
a.  Dia (=Dua)
b. Foni (=Suara)
à Suara yang kuat lebih rendah mengikuti melodi, kuart tinggi maupun kuart rendah.
3.  Musik Polifoni Era Baru (1600-1725)
à Musik yang arahnya berlawanan (bermelodi banyak) sehingga nada atau  titik (punctus=point) bergerak secara mandiri atau berlawanan (counter), lalu lahirlah kontrapun (counter point = Kontra punt)
-      Perintis = Komponis Giovani Perluigi da Palestina (1515 – 1594)
-      Johan Sebastian bach (1685 – 1750) adalah salah satu empu musik polifoni dengan teknik kontrapun yang sangat tinggi. Karena disusun seperti matematika. Hampir semua komponis era baru (1600 – 1725) menyusun dengan teknik kontrapun, misal George Frederic Handle (Inggris), Jean Remeau (Perancis), Correlio (Italia), dll.
-      Papa Yakoh = lagu rakyat dengan gaya polifoni
-      Pada  awalnya orang menyusun dengan kontrapun terikat / Strict Counterpoint, namun kemudian mendapat kebebasan berdasarkan teori Kontrapun Bebas / Free Counterpoint
4.  Musik Homofon Era Klasik (1750 – 1825)
-     Musik Homofon à  Susunan akord yang berdasarkan tri – suara (triad), sehingga berkembang empat suara/lebih dan kontrapun menjadi variasi melodi yang kontrapuntis.
5.   Musik Klasik Era Romantika (1820 – 1910)
-    Hampir ngga’ ada perubahan dalam kontrapun dan harmoni secara fundamental. Namun ada kemajuan dalam orkestrasi lengkap (dengan penemuan alat musik)
-     Era romantika adalah yang terakhir dan masih dapat diterima dengan pendengaran masyarakat umum terutama pada musik opera, musik balet, dan walsa wina.
6.   Musik Klasik Modern (1910 – sekarang)
-   Musik modern dengan menggunakan musik Atonal dan Politonal telah jauh dari penggemar musik yang menyenangi musik konvensional, karena suara yang disonan dan irama yang tidak teratur membutuhkan konsentrasi dalam mendengar.
  1. Sejarah Musik Pop Sejak 1920
-    Pertama kali berkembang di Amerika Serikat tahun 1920 dengan rekaman pertama kali dibuat berdasarkan penemuan Thomas Edison.
-    Setelah Perang Dunia I berakhir (1918), maka musik di benua Amerika lahir yang disebut dengan musik Populer alias Pop. Musik ini terutama sebagai musik lantai dansa yang pada waktu itu menjadi popular sekali dan digemari oleh masyarakat seluruh dunia.
1.   Musik Ragtime di Amerika Serikat (1890 – 1920)
à  Musik Amerika yang dipengaruhi oleh etnis Afrika-Amerika dan musik klasik Eropa.
-    Mempunyai tempo / irama yang cepat dengan dominasi sinkopasi, namun ada juga yang berirama agak lamban.
-     Biasanya dimainkan khusus dengan piano gaya ragtime (cincang-babi, hahaha..) dan para pianis dan para pencipta antara lain Scott Joplin (1868 – 1917), James Scott (1885 – 1938), dan Joseph Lamb (1887 – 1959)
2.   Musik Blues di Amerika Serikat (1895)
-     Lahir dari etnis Afrika – Amerika di semenanjung Delta Mississippi pada akhir abad XIX sekitar tahun 1895 dan berlangsung hingga kini
-     Lahir dari kehidupan para budak yang bekerja sebagai buruh tani ras Afrika di Amerika, dimana pada saat mereka bekerja atau istirahat sore hari mereka melantunkan lagu-lagu sedih (blues) yang khas melodi ras Afrika dengan lirik-lirik budak yang tertindas pada waktu itu.
-     Pada awalnya hanya dinyanyikan tanpa iringan instrument, kemudian baru mereka mempergunakan alat petik gitas sebagai iringan
-     Belakangan musik blues mempengaruhi perkembangan musik jazz, country, dan rock.
-     Para pemusik blues dan pencipta blues rata-rata orang hitam Amerika. W.C Handy (1873 – 1958) adalah bapak blues. Lagu Aunt Hagar’s Children dan Saint Louis Blues diterbitkan pada tahun 1914 dan 1921
3.  Musik Amerika Latin (1857)
-     Beberapa ciptaan pada waktu itu dengan pengaruh antara lain dari George Bizets Hababera dari Opera Carmen (1857), Scott Joplin’s Mexican Serenade, Solace (1902), Maurice Ravels, Rapsodie Espagnole (1907), dan Bolero (1928).
-     Dimulai sejak dansa yang dikenal (1920). Dansa Tango menjadi salah satu ballroom dance yang terkenal pada tahun 1920 di Amerika Serikat maupun eropa, dimana lagu Tango yang bertangga nada minor dan melankolik, serta step dansa yang agresif. Setelah itu tahun 1930 dan 1940 berkembang menjadi salah satu musik yang digemari didunia dengan tokoh seperti Xavier Cugat, Peres Prado, dll. Irama yang berkembang pada waktu itu adalah Rhumba, Samba, Conga, Salsa, Mabo, dll. Maka dari itu, bagi kalian yang doyan dansa, mendingan jajal dulu ney musik tango, pasti dijamin merem melek.. hahaha
4.   Musik Country
-     Sering diidentitaskan dengan musik Cowboy (penggembala sapi)
-     Musik ini lahir pada rekaman permainan biola country John Carson dengan rekaman “Little Log Cabin in The Lane” oleh Okeh Records pada tahun 1923. kemudian lahir rekaman oleh Columbia pada tahun 1924 “Old Familiar Tunes”. Seperti diketahui steel guitar masuk country pada tahun 1922, dimana jimmie Tallton bertemu dengan Hawaiian guitarist Frank Ferera di Pantai Barat Amerika
-     Mulai tahun 1927, selama 17 tahun Carter merekam sekitar 300 old-time ballads, lagu tradisional, lagu country, dll.

perkembangan musik di eropa

sejarah musik eropa 


Musik klasik merupakan istilah luas yang biasanya mengarah pada musik yang dibuat di atau berakar dari tradisi kesenian Barat, musik kristiani, dan musik orkestra, mencakup periode dari sekitar abad ke-9 hingga abad ke-21.[1]

Musik klasik Eropa dibedakan dari bentuk musik non-Eropa dan musik populer terutama oleh sistem notasi musiknya, yang sudah digunakan sejak sekitar abad ke-16.[2] Notasi musik barat digunakan oleh komponis untuk memberi petunjuk kepada pembawa musik mengenai tinggi nada, kecepatan, metrum, ritme individual, dan pembawaan tepat suatu karya musik. Hal ini membatasi adanya praktik-praktik seperti improvisasi dan ornamentasi ad libitum yang sering didengar pada musik non-Eropa (bandingkan dengan musik klasik India dan musik tradisional Jepang) maupun musik populer.[3][4][5]

Sejak abad ke-2 dan abad ke-3 sebelum Masehi, di Tiongkok dan Mesir ada musik yang mempunyai bentuk tertentu. Dengan mendapat pengaruh dari Mesir dan Babilon, berkembanglah musik Hibrani yang dikemudian hari berkembang menjadi musik Gereja.

Musik itu kemudian disenangi oleh masyarakat, karena adanya pemain-pemain musik yang mengembara serta menyanyikan lagu yang dipakai pada upacara Gereja. Musik itu tersebar di seluruh Eropa kemudian tumbuh berkembang, dan musik instrumental maju dengan pesat setelah ada perbaikan pada alat-alat musik, misalnya biola dan cello. Kemudian timbulah alat musik Orgel. Komponis besar muncul di Jerman, Prancis, Italia, dan Rusia. Dalam abad ke 19, rasa kebangsaan mulai bangun dan berkembang. Oleh karena itu perkembangan musik pecah menurut kebangsaannya masing-masing, meskipun pada permulaannya sama-sama bergaya Romantik. Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme. Mulai abad 20, Prancis menjadi pelopor dengan musik Impresionistis yang segera diganti dengan musik Ekspresionistis. 

sejarah perkembangan musik barat

Zaman Romantik

 Zaman Romantik ditandai dengan kegiatan musik yang lebih menitik-beratkan pada penggarapan pada pemanfaatan timbre, ritmik, melodi, dan harmoni.
Karya-karya musik pada zaman Romantik lebih mengutamakan pada garapan emosional dan dramatis. Memasuki abad ke-19, bentuk-bentuk musik pada zaman Klasik didominasi oleh program-program resital maupun konser.
Ciri-cirinya yang terdapat pada karya zaman Barok adalah sebagai berikut.
a.    Media Penyajian
Karya musik pada zaman Romantik selalu dipertunjukan pada gedunggedung konser dan opera maupun tempat-tempat pertunjukan khusus. Musik gereja masih mendominir sebagian besar kegiatan masyarakat. Penyajian nyanyian tunggal dengan iringan piano merupakan teknik penyajian yang sangat digemari oleh masyarakat luas. Orkestra zaman Romantik mulai didominir oleh alat musik gesek yang ditambah dengan picolo, clarinet, horn, trombon, tuba, harpa, dan beberapa alat musik pukul.
b.    Ritme
Ritme yang mendukung ide serta ekspresi seseorang makin lengkap. Denyutan-denyutan ritmik, perubahan matra, sinkopisasi dalam berbagai pola mulai menjadi mode. Pembuatan partitur selalu dilengkapi tanda-tanda tempo berbagai modifikasinya serta tanda-tanda ekspresi.
c.    Melodi
Pembuatan melodi untuk vokal sangat dipengaruhi oleh gaya pembuatan melodi instrumen.
d.    Tekstur
Tekstur zaman Romantik sebagian besar berbentuk homophonik yang sudah dikembangkan dengan pemakaian akor-akor disonan, ornamentasi, dan teknik kontrapung secara bebas.
e.    Pola
Pada zaman Romantik pembentukan karya musik bentuk garapannya rhapsodi dan usaha-usaha musikalisasi puisi. Karya-karya yang berbentuk instrumental merupakan salah satu tolok ukur (standar) perkembangan musik zaman Romantik karena zaman ini kaya harmoni serta lagu klimaks.
Tokoh musisi pada zaman Romantik adalah sebagai berikut.
a.    Karya Franz Schubert antara lain Unfinished Symphony, C Mayor Symphony, The Great, dan Death and the Maiden.
b.    Karya Felix Mendelson (1809–1847) antara lain Scotch, Italian and Reformation, Eliyah, dan A Midsummer Night’s Dream.
c.    Karya Franz Lizt (1811–1886) antara lain Faust Symphony, Funerailles, Sonata in B minor, dan Hungarian Rhapsodies.
d.    Karya Peter Ilich Tchaikvsky (1840–1893) antara lain Pathetique no. 6, Piano concerto in B Flat Minor, dan Romeo and Juliet.
e.    Karya Antonin Dvorak (1814–1907) antara lain Symphony No. 5 (From the World) dan String Quartet in F Mayor.
f.     Karya Richard Wagner (1813–1883) antara lain Lohengrin, Die Meister Singer, Tannhauser, dan Tristan und Isolde.
g.       Karya Johannes Brahms (1833–1897) antara lain Symphony No. 3, German Requiem, The Double Concerto for Violin and Celo, Hungarians Dances, dan Overture The Academic Festival and
Zaman Impresionisme
Karya-karya musik pada zaman Impressionisme ditandai oleh penggunaan akor-akor disonan yang waktu itu dianggap menyimpang dari kaidah yang telah mapan di masyarakat. Paduan nada yang kurang disenangi masyarakat justru menjadi mode khususnya untuk menutup suatu kadens.
Berikut ini merupakan karakter yang ada pada zaman ini Impressionisme.
a.       Media Penyajian
Penggunaan alat musik flute dan klarinet selalu diarahkan untuk suara beregister rendah, sedangkan violin untuk register tinggi. Di samping itu, alat-alat musik trompet, horn, selesta, dan glokkenspiel mulai digemari untuk memainkan kalimat lagu pendek.
b.      Ritme
Sebagian besar karya-karya pada zaman Impressionisme ditandai dengan gerakan akor-akor paralel. Bahkan, mulai kelihatan kegemaran masyarakat dengan pemakaian akor-akor sembilan dengan denyutan-denyutan bas dari akor sustain.
c.       Melodi
Pada zaman Impressionisme ditandai dengan penggunaan melodi dan tangga nada yang dipengaruhi oleh musik gamelan.

Tokoh musik pada zaman Impressionisme adalah Acille Claude Debussy (1862–1918) dengan beberapa karyanya yang terkenal, antara lain L’enfant Prodique dan Pelleas et Melisande.
Sejarah Musik K-Pop dan Perkembangan K-Pop



Posted by Aris Fourtofour on Minggu, 10 Maret 2013
Sejarah Musik K-Pop dan Perkembangan K-Pop- Daya tarik terbesar dari “K-Pop” atau musik populer Korea dapat ditemukan dalam lagu-lagu yang bagus, para penari dan efek panggung. Tempo musik yang cepat dari para idola Korea bercampur dengan irama Asia yang dengan hebatnya menarik para remaja di China, Jepang, Taiwan, Hong Kong dan bagian Asia tenggara.
Sejarah Musik K-Pop dan Perkembangan K-Pop
Sejarah K-POPk-pop

sejarah j-pop

J-pop




 Zaman Kuno
 Sebelum ditemukan alat-alat musik, hampir seluruh karya musik hanya berbentuk melodi yang dinyanyikan dengan suara manusia sehingga zaman ini disebut zaman musik vokal. Gereja menolak alat-alat musik dalam peribadatan karena dianggap mengganggu suasana beribadat.

Ketika Paus Gregorius I menjabat pimpinan gereja, mulailah diadakan reorganisasi liturgi Katholik dan dimulailah penggunaan musik gregorian sebagai musik resmi gereja Katholik. Bentuk musik gregorian berupa melodi yang dinyanyikan tanpa iringan musik sehingga tekstur lagu-lagu Gregorian lebih bersifat sakral dan hanya dimaksudkan untuk meningkatkan mutu dalam ibadah keagamaan. Lagu-lagu Gregorian mampu menimbulkan suasana tenang, mampu mewakili suara gereja yang sebenarnya. Ritme lagu-lagu Gregorian sangat fleksibel, hampir tidak ada tekanan. Kebebasan ritme yang dikembangkan oleh musik Gregorian menjadikan musik Gregorian mengambang dan hanya mengandalkan improvisasi.

Zaman Renaisans
Karya musik pada zaman Renaisans banyak dipengaruhi oleh bentuk ruangan gereja yang besar dan kedap suara, sehingga faktor-faktor kejernihan, kelembutan, dan keseimbangan suara merupakan ciri khusus. 
Ciri-ciri yang terdapat pada karya-karya pada zaman Renaisans adalah sebagai berikut.
a.       Media Penyajian
Permainan musik iringan banyak diperuntukkan bagi penari dan vokalis perorangan. Lagu-lagu koor gereja sebagian besar berbentuk akapella. Alat-alat musik yang digunakan, antara lain mandolin, lute, harpsicord, hord, clavichord, virginal, keyboard, cornet, dan organ pipa.
b.      Ritme
Hampir sebagian besar karya musik zaman Renaisans ditandai dengan ketukan bertekanan berat. Karya musiknya sering terjadi pergantian tanda tempo dan birama yang berlebihan.
c.       Melodi
Gerakan melodi pada zaman ini masih banyak menggunakan langkah-langkah pendek seperti yang digunakan oleh musik gregorian. Melodi untuk suara tenor digunakan nada panjang.
d.      Tekstur
Teksturnya berbentuk poliponik dengan susunan empat suara atau lebih. Pada akhir abad ke-16, suara sopran berperan lebih besar. Harmoni yang banyak digunakan berbentuk triad pokok.
e.      Pola
Pada zaman Renaisans, karya musiknya banyak diciptakan dalam bentuk dan pola, antara lain motet, missa, madrigal, passion, fantasia, dan toccaca. Pola pembentukan phrase sangat panjang sehingga penyanyi-penyanyi dituntut memiliki teknik pernapasan yang prima.
Tokoh musik pada zaman Renaisans, antara lain sebagai berikut.
a.       Karya Geovanni Pierlugi da Palestrina (1525 - 1594) antara lain Missa Papae Marcelli dan Motet Adoremus te Christe.
a.       Karya Orlandus Lassus (1532 - 1594) antara lain Penetensial Psalms, Motet Tristis Estanimame, dan Madrigal O Che Bon Echo.
b.      Karya Giovanni Gabrielli (1557 - 1623) antara lain Sonata Piano E Forte dan Gantonas for Bass Choirs.


Zaman Barok
 Zaman Barok dimulai setelah abad ke-16 dan sering disebut sebagai awal Gaya Modern. Bentuk baru yang menyangkut instrumentasi, metode maupun sumber ide garapan mulai mengalami revolusi meskipun bentuk dan gaya zaman Renaisans masih tampak di sini. Pada abad ke-18, gaya Barok murni dapat terwujud dengan sempurna.
Bentuk opera mulai disuguhkan untuk khalayak ramai, sedangkan khusus untuk konser masih terbatas untuk kalangan bangsawan. Bentuk-bentuk homoponik mulai muncul di mana-mana. Tangga nada mayor dan minor yang dikembangkan sejak zaman Renaisans mulai dengan sengaja disatukan penggunaannya terutama di dalam penggarapan musik instrumental.
Ciri-ciri yang terdapat pada karya zaman Barok adalah sebagai berikut.
a.       Media Penyajian
Peranan musik instrumental pada zaman ini berkembang dengan pesat. Di dalam orkhestra, musisi mulai menggunakan alat-alat musik flute, hobo, basson, keyboard, dan alat musik petik. Dalam pentas resmi atau apresiasi musik, alat-alat musik, seperti viola dan gamba, viola diamore, dan trompet merupakan tolok ukur bagi kelompok-kelompok musik.
b.      Ritme
Musik vokal resetatip dan kontra menggunakan ritme bebas. Aksentuasi dilakukan karena perubahan harmonis dan nada-nada lang dalam iringan. Zaman Barok banyak karya musik yang didasarkan pada satu pola ritme dan pemakaian satu tempo yang tampak sangat monoton.
c.       Melodi
Melodi zaman Barok sangat menarik perhatian bila dibandingkan dengan bentuk poliponik zaman Renaisans. Melodi zaman ini selalu mengalir, kadang menggunakan ornamentasi di luar akor iringan. Melodi banyak menggunakan teknik repetisi serta teknik modifikasi dari motif asli. Kalimat-kalimat lagu yang penuh perasaan sering dilukiskan dalam bentuk akor-akor disonan.
d.      Tekstur
Awal zaman Barok masih banyak kita jumpai bentuk homoponi, tetapi memasuki dekade berikutnya sudah penuh dengan sonoritas dan kontrapung. Salah satu ciri umum pada zaman Barok adalah pemakaian alat musik basso continuo atau figure bass.
e.      Pola
Bentuk-bentuk passion, fantasia, dan toccata masih dilanjutkan zaman Barok. Namun, bentuk-bentuk opera, oratorio, cantata, sonata, concerto grosso, dan overture sudah mulai menjadi mode.
 Tokoh musik pada zaman Barok adalah sebagai berikut.
a.      Karya Johan Sebastian Bach (1685 – 1750) antara lain Oratorio Christmas and Easter, Misa in B Minor, Passion According to St. Mathew, dan The Magnificat in D.
b.      Karya Jean Babtisme Lully (1632 – 1687) antara lain The Miserere dan Opera Gadmus et Hernione.
c.       Karya George Frederick Handel (1625 – 1775) antara lain Meziah, Judas Maccabaeus, Israil Egypt, dan Opera Julius Caesar and Xerxes
.
Zaman Klasik (1740 - 1770)
 Zaman klasik adalah zaman kemegahan kebudayaan Yunani atau Romawi, dan zaman di mana orang mengagungkan akal.
Karakteristik musik pada zaman Klasik, yaitu sebagai berikut.
a.       Bentuk : musik kamar menjadi mode dalam bentuk sonata.
b.      Tekstur : bersifat homopon.
c.       Melodi : gaya melodi bersifat kompak dan memiliki kesamaan tema.
d.      Harmoni : kurang kompleks, cenderung banyak menggunakan trinada.
e.      Improvisasi : mulai hilang, semua tanda-tanda frase, dinamik, ornamentasi, dan akor ditulis    lengkap.
Tokoh musik pada zaman Klasik adalah sebagai berikut.
a.       Karya Joseph Haydn (1732 – 1809) antara lain The Missa Solemnis in D minor, The Cello Conserto in D. op 101, dan The Creation and the Season.
b.      Karya Wolfgang Amadeus Mozart (1756 – 1791) antara lain The Magic Flute, Don Giovanni, dan The Meriage of Figaro.
c.       Karya Ludwig Von Beethoven (1770 – 1827) antara lain Symphoni No. 3, The Conserto in D for Violine, dan Missa Soleonsis in D op 123.

J-pop atau J-Pop (singkatan dari Japanese pop; bahasa Indonesia: musik pop Jepang) adalah istilah yang digunakan untuk musik populer Jepang yang memasuki arus utama musik Jepang pada tahun 1990-an. Istilah J-pop (pertama kali dipakai oleh J-Wave, sebuah radio FM di Tokyo.

J-pop berakar dari musik tahun 1960-an seperti yang dimainkan The Beatles,[1] dan menggantikan kayōkyoku (musik pop Jepang hingga 1980-an) dalam dunia musik Jepang.[2] Istilah J-pop diciptakan media massa Jepang untuk membedakannya dari musik asing, dan sekarang merujuk kepada hampir semua musik populer di Jepang. Menurut data tahun 2006 dari International Federation of the Phonographic Industry, industri musik Jepang memiliki industri musik terbesar nomor dua di dunia, dan hanya berada di bawah Amerika Serikat.[3] Selain J-pop, masih adalah istilah lainnya seperti "J-Rap", "J-Rock", yang merujuk kepada sejenis aliran musik Jepang secara spesifik. Meskipun begitu, aliran-aliran tersebut juga dianggap sebagai bagian dari J-pop.1988

Istilah J-pop diciptakan oleh Direktur J-Wave Hideo Saito (sekarang CEO) ketika sedang rapat dengan para penanggung jawab musik pop dari perusahaan rekaman.[4] Istilah J-pop lalu diangkat oleh media massa sebagai salah satu genre yang memiliki ciri khas tersendiri, berbeda dari glam rock, punk rock, grunge, alternative rock, atau hip-hop.

Di kalangan masyarakat luas di Jepang, istilah J-pop baru populer sekitar tahun 1993 hingga 1996. Tahun 1993 merupakan tahun dibentuknya liga sepak bola profesional Jepang, J. League. Pada tahun itu pula J. League memenangi penghargaan sebagai "kata terpopuler tahun 1988".
Tahun 1990-an

Diperkenalkannya CD sebagai media rekam digital pada tahun 1982 yang diikuti dengan larisnya penjualan alat pemutarnya menyebabkan industri musik Jepang tumbuh dengan pesat. Pada tahun 1991, total penjualan rekaman di Jepang mencapai rekor tertinggi sebesar ¥400 miliar. Rekor tersebut diperbarui menjadi ¥6,074 triliun pada tahun 1998.[5] Total produksi terus meningkat, dari lebih dari 300 juta keping pada tahun 1991 menjadi lebih dari 400 juta keping pada tahun 1993.[6] Rekor penjualan sebesar 11.729.000 keping yang dipegang selama 16 tahun oleh penulis lirik Yū Aku pada tahun 1977 dipecahkan oleh Tetsurō Oda pada tahun 1993. Tetsuro Oda antara lain dikenal sebagai pencipta lagu "Makenaide" dari ZARD. Istilah J-pop umum dijumpai di majalah-majalah pada tahun 1990-an, bersamaan dengan makin dikenalnya istilah ini di kalangan masyarakat luas di Jepang.[7][8]

Teknik rekaman digital menyebabkan revolusi dalam industri rekaman. Dengan teknik digital, biaya, waktu, dan tenaga kerja dapat dikurangi secara drastis, dan rekaman dapat diproduksi secara massal. Recording Industry Association of Japan mencatat sejumlah 510 grup musik/artis memulai debutnya pada tahun 1991.[9]

Dengan bantuan sekuenser, sampling synthesizer, dan MIDI, pencipta lagu dapat mencipta lagu tanpa harus memainkan alat musik sebenarnya. Pencipta lagu yang mencipta dengan mengandalkan teknik digital, di antaranya Tetsuya Komuro. Di lain pihak, kemajuan teknik rekaman digital menyebabkan musisi studio makin banyak kehilangan pekerjaan. Teknik digital juga mengakibatkan peningkatan jumlah lagu yang diciptakan, sehingga kemungkinan lahirnya lagu laris berpredikat million seller makin besar. Namun peningkatan jumlah lagu yang dicipta mengakibatkan makin berkurangnya kualitas dan individualitas dalam bermusik. Kedudukan musik turun menjadi tidak lebih dari sekadar barang konsumsi.[10] Michio Sakamoto dari Sony Music Entertainment mengutarakan pendapatnya tentang tahun 1991 sebagai titik balik industri musik, "Musik berubah dari karya cipta menjadi barang konsumsi."

Sejak sekitar tahun 1992, industri rekaman Jepang mengalami fenomena million seller (terjual lebih dari 1 juta kopi). Artis rekaman secara berturut-turut mampu mencetak lagu hit berpredikat million. Penghargaan tertinggi untuk sertifikasi penjualan rekaman musik di Jepang bukanlah piringan platina, melainkan million. Pada tahun 1991 tercatat 9 judul rekaman (album/singel) mencapai status million seller. Pada tahun 1992, 22 judul rekaman berhasil menjadi million seller, dan meningkat menjadi 32 judul rekaman menjadi million seller pada tahun 1994.[11]ada tahun 1990-an, tiga unsur penting untuk mencetak lagu hit di Jepang adalah KDD (Karaoke, Drama, Daikō system)[12][13] atau kerja sama langsung antara biro iklan, produsen, dan pencipta lagu. Daikō adalah nama produser dari Being, Daikō Nagato yang sukses menaklukkan pasar dengan sistem yang diciptakannya. Di Jepang pada tahun 1993 terjadi "Being Boom". Artis-artis dari Being berturut-turut menciptakan singel nomor satu, sekaligus mendominasi peringkat 1, 2, 4, dan 5 Oricon, masing-masing dari ZARD, Wands, B'z, dan T-Bolan.
Tahun 2000-an

Memasuki tahun 2000-an, penjualan singel mulai mengalami penurunan. Meskipun demikian, "Sekai ni Hitotsu Dake no Hana" (2003) dari SMAP berhasil terjual lebih dari dua juta kopi. Paruh kedua tahun 2000-an, singel yang mencapai status million seller makin berkurang. Menurut perhitungan RIAJ, selama dua tahun berturut-turut (2008 dan 2009) tidak ada singel million seller. Menurut Oricon, tiga tahun berturut-turut sejak 2008 tidak ada singel yang terjual hingga meraih status million seller.[14][15]

Di lain pihak, penjualan unduhan musik dari toko musik digital terus meningkat. Menurut RIAJ, sejak mereka mengumpulkan data penjualan unduhan musik, angka penjualan unduhan musik terus meningkat dari tahun 2005 hinga 2008.[16] Pada tahun 2006, total kopi unduhan musik yang terjual sudah melebihi total produksi rekaman fisik (CD).[17]Walaupun total penjualan unduhan musik pada tahun 2009 masih lebih besar dari tahun sebelumnya,[18] penurunan penjualan mulai terjadi pada tahun 2010.[19]

Perubahan tren konsumen dari membeli rekaman fisik menjadi membeli unduhan musik menyebabkan berkurangnya penjualan rekaman fisik pada tahun 2000-an. Meskipun demikian, menurut pengumuman RIAJ, total penjualan rekaman fisik dan unduhan musik tidaklah berkurang, melainkan terus meningkat selama tiga tahun berturut-turut, mulai tahun 2005 sampai tahun 2007.[20] Total penjualan rekaman fisik dan unduhan musik baru mengalami penurunan pada tahun 2008.[16] Penjualan unduhan musik diperkirakan dapat lebih besar bila tidak dikurangi adanya pengunggahan ilegal dan perangkat lunak berbagi berkas.[21]
Tahun 2010-an

Pada tahun 2010, rekaman fisik dalam bentuk singel dan album makin jarang yang mencapai million seller. Pada tahun 2010, hanya ada satu singel ("Beginner" dari AKB48) dan dua album CD yang mendapat sertifikasi million (AKB48 dan Ikimono-gakari).[22] Pada tahun 2010, tangga singel Oricon hanya didominasi oleh AKB48 dan Arashi. AKB48 dan Arashi jauh meninggalkan artis-artis lain dalam total penjualan. Namun di tangga tahunan nada dering Chaku Uta Full versi RIAJ tahun 2010, "Heavy Rotation" hanya menempati urutan ke-12. Arashi sama sekali tidak masuk ke dalam peringkat Chaku Uta Full. Lagu-lagu Kana Nishino mendominasi peringkat nada dering dengan "Aitakute Aitakute" di urutan pertama.[23]
Artis J-pop

    Ai Otsuka
    AKB48 (Akihabara 48)
    Arashi
    Asian Kung-Fu Generation
    Ayumi Hamasaki
    Berryz Kobo
    BoA
    Bump of Chicken
    Buono!
    CHERRYBLOSSOM
    Cute (°C-ute)
    Candies
    DJ Ozma
    Exile
    Flow (band)
    Glay
    Gospellers
    GReeeeN
    Ikimono-gakari
    Kanjani 8
    Kaze
    KAT-TUN
    Ken Hirai
    Fumiya Fujii

   

    Kinki Kids
    Kobukuro
    Koda Kumi
    Mori Tsubasa
    Morning Musume atau anggota Hello! Project
    NEWS
    Namie Amuro
    No Regret Life
    Remioromen
    SMAP
    Ketsumeishi
    S/mileage
    Tackey & Tsubasa
    Tomohisa Yamashita
    TUBE
    the brilliant green
    TOKIO
    Tomiko Van
    Utada Hikaru
    V6
    WaT
    Yui

Lihat pula

    Drama televisi Jepang
    J-Rock

Referensi

    ^ (Jepang) "究極のビートルズ来日賞味法! ビートルズが日本に与えたもの". Oricon. 2006-06-21. Diakses 2009-01-09.
    ^ (Jepang) "J-POPって何だろう?そして今、改めて歌謡曲の魅力とは?". Chūkyō Television Broadcasting. 2008. Diakses 2009-10-30.
    ^ "America's Top Pop Imports". Forbes. 2008-02-26. Diakses 2009-01-12.
    ^ "J-WAVE開局20周年…若年層の圧倒的な支持を受けるラジオ局のこれから". Tokyo Shimbun. 2008-9-30.
    ^ "音楽ソフト種類別生産金額の推移". Recording Industry Association of Japan. Diakses 2012-06-23.
    ^ "音楽ソフト種類別生産数量の推移". Recording Industry Association of Japan. Diakses 2012-06-23.
    ^ Majalah ELLE edisi musim gugur 1993 memakai istilah "Japan Pop" ketika memperkenalkan Cornelius dan Pizzicato Five yang tergolong band Shibuya-kei
    ^ Majalah Marcopolo edisi musim panas 1994, mendefinisikan J-pop sebagai "musik yang mirip tapi tidak sama dengan musik Barat".
    ^ "デビュー歌手数". Recording Industry Association of Japan. Diakses 2012-06-23.
    ^ "Jポップとは何か", p. 60
    ^ "ミリオンセラー作品数の推移". Recording Industry Association of Japan. Diakses 2012-06-23.
    ^ 日本流行歌史. Shakaishisou. hlm. 91.
    ^ 『日本流行歌史』(社会思想社)p.91より
    ^ "AKB48最新シングル、ミリオン認定!". Daily Sports Online. 2010-11-11. Diakses 2012-06-23.
    ^ "AKB48、デビュー5年目で初ミリオン! シングルでは3年5ヶ月ぶり快挙". Oricon Style. 2011-01-25. Diakses 2012-06-23.
    ^ a b "2008年の国内有料音楽配信売上は905億円、前年比20%増". Impress Watch. 2009-2-25. Diakses 2012-06-23.
    ^ "06年の有料音楽配信売り上げ、CDシングル抜く". ITmedia. 2007-2-23. Diakses 2012-06-23.
    ^ "国内の有料音楽配信、2009年の売上は909億8200万円で横ばい". Impress Watch. 2010-2-22. Diakses 2012-06-23.
    ^ "国内の有料音楽配信、2010年売上は859億9000万円〜前年下回る". Impress Watch. 2011-2-28. Diakses 2012-06-23.
    ^ "音楽配信とパッケージの売上合計が3年連続前年越え-RIAJが、2007年年間有料音楽配信売上実績を発表". Impress Watch. 2008-2-21. Diakses 2012-06-23.
    ^ "統計データ". CDV-NET. Diakses 2012-06-23.
    ^ Satu di antaranya album dari Hideaki Tokunaga dirilis tahun 2005, "年度別ミリオンセラー一覧 2010年". Recording Industry Association of Japan. Diakses 2012-06-23.